Inovasi Teknologi Pengolahan Limbah Pertanian Tanaman Pangan yang Terkini & Tercanggih dalam Menghasilkan Pupuk Organik Berkualitas Super

 Pengolahan limbah merupakan salah satu komponen untuk memaksimalkan sumber daya yang ada di sekitar agar lebih bermanfaat. Pengolahan limbah tersebut tentu harus dilakukan dengan prinsip yang ramah lingkungan. Dr. Ir. Suwandi, M.Si. menyampaikan keynote speech pada webinar Bimbingan Teknis dan Sosialisasi Propaktani episode 1079, bahwa input dari dalam harus dimanfaatkan dan diproses sedemikian rupa melalui konsep reduce, reuse, recycle.

“Input-input dari luar untuk proses usaha tani diminalisir sehingga efisien, manfaatkan input dari dalam (insitu), diproses sedemikian rupa untuk kembali ke alam melalui reduce, reuse, recycle (3R) sehingga limbah bermanfaat.” jelas Suwandi.

Limbah merupakan salah satu dari hasil sisa yang tidak dapat dipakai, atau disebut juga sebagai residu. Limbah mengandung berbagai zat yang membahayakan kehidupan manusia dan lingkungan. Jenis-jenis limbah antara lain adalah limbah industri, limbah pertanian, limbah rumah tangga, dan limbah pertambangan. Prof. Dr. Sylviana Murni, S.H., M.Si. menyampaikan bahwa meskipun limbah pertanian tidak seberbahaya limbah industrial, namun tetap harus dikelola dengan baik.


“Meskipun limbah pertanian tidak seberbahaya limbah industrial yang memiliki banyak kandungan kimia serta bahan berbahaya dan beracun, mengelola limbah dari pertanian juga merupakan kewajiban bagi pemilik lahan pertanian.”, jelas Sylviana.


“Jika limbah pertanian tidak dikelola dengan sebaik mungkin, tentu akan mengalami penumpukkan dan mengakibatkan beberapa masalah lingkungan seperti pencemaran air dan tanah, penurunan kualitas udara, pengurangan jumlah air bersih, serta gangguan kesehatan manusia dan hewan.”, lanjut Sylviana.

Limbah pertanian tidak hanya terdapat di hulu (in farm), melainkan di hilir (on farm) juga tidak menutup kemungkinan terciptanya limbah. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Batara Siagian, S.P., M.B.A. “Limbah hasil pertanian tidak hanya di hulu, tetapi di on farm juga terjadi.” ucap Batara. Limbah dapat diolah sebagai produk sampingan seperti kemasan ramah lingkungan, pupuk organik, pengendali penyakit tanaman, dan sebagainya. 


Dr. Ir. Retno Sri Endah Lestari M.Sc., Pd.D. menjelaskan bahwa pupuk organik dibedakan berdasarkan bentuk dan bahan penyusunan. Berdasarkan bentuknya, pupuk organik dikelompokkan menjadi  pupuk cair dan padat. Berdasarkan bahan penyusunannya, terdapat pupuk hijau, pupuk kandang, pupuk kompos, dan pupuk hayati. Retno juga menyampaikan bahwa memanfaatkan limbah pertanian tanaman pangan sangat penting untuk mengurangi risiko-risiko yang berbahaya bagi lingkungan.


“Pemanfaatan limbah pertanian tanaman pangan sebagai pupuk organik yang ramah lingkungan sangat penting, karena jika tidak diolah akan memiliki dampak negatif yang serius pada lingkungan, seperti pencemaran udara, air, dan tanah, maka dari itu mengolah limbah menjadi pupuk akan membantu mengurangi risiko tersebut.” jelas Retno.


Inovasi teknologi merupakan suatu upaya untuk menciptakan atau mengembangkan teknologi baru yang lebih baik dan efektif dalam memecahkan masalah yang ada di masyarakat. Hilirisasi berarti penghiliran atau mengolah bahan baku menjadi barang siap pakai. Hilirisasi bertujuan mengoptimalkan nilai jual produk sehingga memberi nilai tambah bagi pendapatan pemerintah. Zero waste adalah filosofi yang dijadikan sebagai gaya hidup demi mendorong siklus hidup sumber daya, sehingga produk-produk yang ada dapat digunakan kembali dengan lebih maksimal.


Dra. Euis Saedah, M.Sc. menjelaskan upaya untuk melakukan inovasi teknologi, hilirisasi, dan zero waste, yaitu dengan membuat rencana (prakondisi). “Untuk melakukan ketiganya, maka harus membuat rencana atau prakondisi.”, ucap Euis. Prakondisi tersebut harus menganalisa bagaimana kompetensi SDM, pilihan teknologi yang digunakan, HKI (Hak Kekayaan Intelektual), dan penentuan Pasar. Strategi yang dapat digunakan dapat berupa mempercantik visual produk dan branding yang berkaitan dengan pilihan mitra.

Prof. Dr. Wiwiek Mardawiyah Daryanto menjelaskan analisis studi kelayakan dalam rangka mendirikan pabrik pupuk organik berbasis limbah pertanian tanaman pangan yang prospektif dan berkelanjutan. Pertama, strategi analisis seperti melakukan wawancara dengan para pemangku kepentingan, bersifat kualitatif. Kedua, capital budgeting analisis yang bersifat kuantitatif. Ketiga, pengukuran risiko melalui studi yang disebut sensitivity analysis. Keempat, non-monetary analysis. ”Dalam dunia usaha, harus terjadi keseimbangan dalam tiga hal yaitu profitability, social justice, dan inventory”, jelas Wiwiek.