Kadar Air Menentukan Kualitas & Harga Jual Jagung

Kebutuhan jagung dalam negeri terus meningkat setiap tahunnya. Dari sinilah kita harus memahami bagaimana upaya peningkatan produksi yang diikuti oleh kecukupan stok yang digunakan oleh industri pakan, makanan dan minuman. 


Sehubungan dengan hal tersebut, Ketua Kelompok Substansi Jagung dan Seralian Lain, Ditjen Serealia, Haryanto, mengatakan upaya peningkatan produksi jagung dilatarbelakangi oleh kebutuhan jagung yang meningkat seiring meningkatnya jumlah penduduk. Jagung juga merupakan salah satu sumber pangan pokok atau sumber karbohidrat setelah beras dan gandum. 


“Ini merupakan kebutuhan rumah tangga yang cukup besar, nomor dua setelah padi dan palawija lain, sehingga ini masih terus harus dikembangkan. Budidaya jagung ini juga dapat menyerap tenaga kerja yang cukup besar khususnya di bidang pertanian,” kata Haryanto.  


Kondisi kebutuhan jagung nasional sangat tinggi terutama jagung pakan. Jagung untuk pakan memiliki persyaratan kadar air maksimal 15%. 


“Kita mendorong agar petani-petani menjual jagung dengan kadar air rendah agar nilai jualnya lebih tinggi. Perlu adanya edukasi petani untuk melakukan penanganan pasca panen yang baik dalam skala ekonomi dan menambah umur panen untuk mengurangi kadar air,” himbau Haryanto.


“Diharapkan hasil panen itu kadar airnya rendah, juga terhindar dari aflatoksin, jamur yang ada di jagung sehingga dapat meningkatkan nilai jual jagung,” imbuhnya.   


Badan Pengurus GPMT, Yussar Wirawan, menjelaskan bahwa jagung merupakan bahan utama untuk pakan ternak. Penggunaannya mencapai 40% hingga 55% dan digunakan sebagai sumber energi. 


“Seperti halnya manusia yang butuh sumber karbohidrat, ayam juga butuh karbohidrat. Kalau manusia bisa diambil dari tepung, gandum, beras, dan lainnya, untuk ayam yang paling baik adalah jagung. Secara kualitas, jagung yang baik akan membuat pakan yang baik sehingga menghasilkan ayam yang dipelihara atau telur yang dihasilkan akan baik pula,” jelas Yussar. 


“Semakin tinggi kandungan air jagung maka daya simpan jagung semakin menurun. Oleh karena itu, salah satu faktor penting untuk mendapatkan mutu jagung yang baik adalah aspek penanganan pasca panen,” terangnya. 


Yussar mengatakan agar kandungan dan kualitas karbohidrat jagung dapat dipertahankan hingga ke proses produksi akhir, maka jagung harus disimpan dalam kondisi kering. 


“Salah satu indikator yang digunakan pabrik pakan untuk mengukur kualitas jagung yang diterima adalah KA. Data KA jagung yang diterima digunakan pabrik pakan untuk menentukan proses pengelolaan selanjutnya. Tingginya KA jagung yang diterima pabrik pakan juga berkontribusi pada besarnya biaya produksi. Semakin tinggi KA jagung yang diterima maka semakin lama waktu pengeringan dan biaya yang dibutuhkan,” ujar Yussar. 


Sementara itu, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi, mengatakan peningkatan produksi jagung sudah menjadi sebuah kebijakan untuk terus didorong dengan harapan pendapatan petani dapat meningkat. 


“Kita tahu berbagai manfaat dari jagung. Jagung itu mempunyai pohon industri 44 jenis produk turunan. Mulai dari akarnya yang bermanfaat untuk kesehatan, batangnya baik untuk pakan atau diolah untuk media tanam dan bahan bakar, daunnya yang hijau masih bisa dikejar untuk pakan ternak, kemudian bijinya dengan berbagai proses bisa untuk pangan atau pakan,” kata Suwandi. 


Suwandi menerangkan bahwa jagung yang baik adalah jagung yang secara fisik terlihat padat berisi, warnanya tidak pucat dan baunya lebih segar. Kadar airnya dapat diukur secara khusus dengan menggunakan pengukur kadar air. 


“Tolong produktivitasnya ditingkatkan lagi sehingga dapat memeroleh nilai jual tinggi. Para petani juga dihimbau untuk melakukan input secara organik agar bisa hemat biaya. Gunakan pupuk organik dan berbagai macam pengendalian hama juga yang nabati dan buatan sendiri plus pakai biosaka,” himbau Suwandi. 


Koordinator Bahan Pakan, Ditjen PKH, Diner YE Saragih, mengatakan Kandungan karbohidrat jagung adalah yang tertinggi dibanding bahan pakan sumber energi lainnya, sehingga jagung dikenal sebagai "King of Energy".


“Jagung merupakan bahan pakan penting dalam formulasi pakan unggas. Agar kandungan nutrisi dan kualitas jagung dapat dipertahankan hingga proses produksi pakan, jagung harus disimpan dalam kondisi kering. Agar dapat bersaing mendapatkan harga yang baik, jagung yang dihasilkan harus memiliki kualitas yang baik pula,” ujar Diner. 


Diner juga menyampaikan peningkatan mutu jagung domestik berupa penurunan KA akan membantu meningkatkan daya saing industri pakan sekaligus nilai tambah bagi petani jagung.


“Mengingat pertanaman jagung di Indonesia dikembangkan di luar sentra-sentra industri pakan, perbaikan mutu jagung (KA) akan membantu meningkatkan efektivitas dan efisiensi sistem logistik. Jagung yang ditransportasikan dari daerah sentra telah memenuhi spesifikasi kebutuhan di daerah konsumen (pabrik pakan) dan ongkos transportasi menjadi lebih efisien,” terangnya.