Kemitraan Saling Menguntungkan antara Petani, Penyedia Saprodi, dan Offtaker

Penerapan pola kemitraan agribisnis bertujuan untuk mengatasi keterbatasan modal dan teknologi yang dihadapi petani kecil, meningkatkan mutu produk, serta menangani masalah pemasaran. Dalam BTS Propaktani episode 1083 yang berjudul “Kemitraan Saling Menguntungkan antara Petani, Penyedia Saprodi dan Offtaker”, Dwi Sartono, membagikan pengalamannya sebagai petani yang sukses. 


Dwi mengatakan hal pertama yang perlu dilakukan adalah memperkuat mental untuk berubah dan perlu adanya sebuah inovasi untuk memajukan pertanian.


“Saya lebih ke bagaimana kita melihat sektor pertanian menjadi sektor produksi yang kemudian kegiatan usahanya dapat menciptakan nilai ekonomis yang kita inginkan atau kita harapkan,” kata Dwi, Rabu  


“Terutama kalangan muda saat ini semuanya lebih melihat mekanisasi, dari segi usaha, bisnis dan terutama dari hulu ke hilirnya direncanakan secara matang sehingga kegiatan pertanian tidak monoton,” sambungnya.  

Dwi menyebutkan langkah-langkah untuk menjadi petani yang fokus dalam pengembangan bisnis. Yang pertama, sebagai petani millenial atau petani yang berorientasi pada bisnis di bidang pertanian, kita harus temukan bidang yang ingin ditekuni. 


“Bidang pertanian ada banyak. Misalnya pertanian pangan hortikultura, buah, dan lainnya yang kemudian kita fokus di dalamnya. Selanjutnya, petani itu sebagai peran utama bukan sampingan. Kita juga perlu belajar dan bekerja sama dengan petani sukses. Kita bisa menjadikanya sebagai contoh dari para petani sukses tersebut sehingga akan memberi motivasi yang baik dan bisnis pertanian ini bisa berprospek tinggi,” jelasnya. 


“Langkah lainnya adalah kita bisa memulainya dengan skala kecil terlebih dahulu dan sesuai kemampuan. Petani juga harus pandai berinovasi, fokus terhadap kualitas produknya, paham kebutuhan pasar dan lingkungannya, optimis dan berserah pada tuhan,” imbuhnya. 


Dalam kesempatan yang sama, Ahli Pertama Penyuluh Pertanian/ Petani, Sudarwanto, mengatakan bahwa dalam berusaha tani, kemitraan sangatlah penting terutama untuk petani kecil yang memiliki keterbatasan lahan.


“Dengan adanya kemitraan kita bisa saling bekerja sama dari usaha kecil, dengan keterbatasan seperti modal, teknologi dan pasar. Termasuk usaha menengah dan besar. Dari usaha kecil perlu kerja sama sehingga tercapai sebuah solusi. Kemitraan di sini merupakan kerja sama antara usaha kecil dan menegah atau besar yang disertai pembinaan dan pengembangan dengan memerhatikan prinsip saling memerlukan dan menguntungkan,” terangnya. 


Sudarwanto menjelaskan jika usaha kecil bermitra dengan usaha menengah atau besar, akan timbul strategi bisnis. Kemudian muncul MOU atau kerja sama yang harus dipatuhi sehingga kepatuhan dalam etika bisnis tersebut bisa saling menguntungkan dan keberhasilan sebuah kerja sama akhirnya tercapai. 


“Prinsip dan dasar kemitraan ini yang pertama sangat jelas yaitu saling membutuhkan, saling mendukung dan menguatkan, kemudian saling menguntungkan,” ujarnya. 


“Kemudian yang mendasari kemitraan ini adalah adanya kebutuhan yang dirasakan oleh pihak yang akan bermitra, adanya persoalan intern dan ekstern usaha yang dihadapi dalam mengembangkan usaha dan kegiatan yang dijalankan dapat memberikan manfaat yang nyata yang bersifat Mutual benefit bagi pihak-pihak yang bermitra,” imbuhnya. 


Sementara itu, Biota Grup merupakan produsen pupuk organik sejak tahun 2007 dan sudah memproduksi 8 jenis produk seperti pupuk organik cair, pupuk organik padat, pestisida nabati dan organik, suplemen ternak, dan yang lainnya. 


Direktur Biota Grup, Muh Ali, mengatakan dengan adanya produk-produk tersebut, pihaknya sudah melakukan berbagai macam kemitraan. 


“Belajar dari kendala yang kita hadapi, saat ini kita telah mendapatkan pola kemitraan yang diharapkan bisa membantu para petani sehingga proses kemitraan menjadi lancar,” ujar Ali.


“Pola kemitraan yang dilakukan adalah dengan tidak banyak melibatkan banyak pihak sehingga kita bisa melaksanakan jadwal tanam sesuai dengan yang dilakuakn oleh petani. Pola yang dikembangkan adalah pola kemitraan yang menggunakan teknologi ramah lingkungan. Keuntungannya yaitu biayanya lebih murah dan tidak akan terlalu banyak tergantung pada kimia,” jelasnya.