Salah satu kunci
keberhasilan proses budidaya atau usaha tani sampai pengolahan adalah pasar,
jadi pasar menjadi salahsatu kunci sukses dengan mencari peluang-peluang pasar
dan membuat jaringan pasar dengan kualitas dan selera pasar yang kita penuhi.
Dalam keynote speech-nya pada kegiatan Bimbingan
Teknis dan Sosialisasi (BTS) Propaktani episode ke-1001 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pertanian melalui
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dengan tema “Kiat Menjadi Petani Sukses” Senin (4/9) Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi, menyampaikan
bahwa untuk naik kelas
petani tidak hanya di onfarm tetapi mengetahui dan mengetahui jaringan
pasar, pemasaran, dan rantai pasok.
“Kunci sukses yang
pertama yaitu pasar, bagaimana produk di branding hingga diminati pasar,
maka produk tersebut harus berkualitas, unik dan spesifik. Yang kedua inofasi teknologi,
seperti ucapan Pak Menteri kreasi improfisasi harus dibangkitkan terus sehingga
menjadi lebih baik, produknya semakin berkualitas. Ketiga hemat biaya, sehingga
terjadi efisiensi biaya produksi dengan prinsip Leica. Yang ke empat
proses produksi yang ramah lingkungan. Yang ke lima bank able” ujar Suwandi.
Turut hadir Dewan
Pertimbangan KTNA Nasional, Ir. I Made Suparsa mengatakan bahwa untuk menjadi
petani sukses harus memiliki niat dan kemauan untuk merubah kehidupan, dengan
selalu konsisten, optimis, penuh semangat dan kerja keras
“Hal yang perlu
diperhatikan ketika memulai suatu kegiatan usaha diawali dengan survey
komoditas apa yang sesuai dengan minat dan kondisi yang dimiliki termasuk
survey kebutuhan dan harga komoditas. Lahan usaha juga harus cocok dengan
komoditas yang akan diusahakan seperti ketinggian, ketersediaan prasarana
pendukung, air. Modal usaha juga penting. Kemudian memilih orang yang paham
sesuai dengan bidangnya,” tutur I Made Suparsa.
Selanjutnya,
selaku narasumber berikutnya dari Departemen, Pertanian KTNA Nasional Sutatang,
S.P. menyampaikan terkait penjualan produksi padi dalam bentuk gabah beralih ke
dalam bentuk beras, dalam hitungan ekonomi marginnya cukup tinggi.
“Petani ini
memiliki lahan tiga hektar paling tidak dan jika dihitung per tiga hektar
tersbut diatas sembilan juta keuntungan petani perbulan dalam bentuk gabah,
tetapi jika dijual dalam bentuk beras bisa diatas sepuluh juta keuntungannya.
Maka didorong kelompok tani jika memiliki penggilingan padi menjual dalam
bentuk beras untuk mendapatkan keuntungan lebih. Selain itu petani juga
mengembangkan usaha penangkaran benih, karena jika petani ingin menanam kapan
pun bisa dengan adanya penangkaran benih” jelas Sutatang.
Terakhir, Ucu
Juhroni, S.Ag., M.Pd. dari Departemen Pemberdayaan Pemuda KTNA Nasional
memaparkan terkait petani harus cerdas membaca permintaan di masa yang akan
datang. Apa saja yang akan dibutuhkan oleh konsumen. Untuk selanjutnya supaya
ketika panen tiba, komoditas yang dipunyai oleh petani bisa seluruhnya terjual
dengan harga yang relatif tinggi karena memang sedang dibutuhkan oleh konsumen
saat itu
“Petani
pun hendaknya melakukan tes pasar, apa yang sedang diminati oleh masyarakat?
Untuk menjadi petani yang sukses harus cerdas mengambil peluang. Berani beda
dengan menanam komoditas yang diusahakan tidak terlalu banyak ditanam oleh
petani lainnya dalam kurun waktu tersebut. Alhasil ketika panen kuantitas
komoditas yang ditanam pun bisa mempertahankan harga dan mendapatkan harga yang
relatif lebih tinggi karena jumlahnya yang memang tidak membludak,” Tutup Ucu
Juhroni.