Kementerian Pertanian melalui
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan menyelenggarakan kegiatan Bimbingan Teknis
dan Sosialisasi (BTS) Propaktani Episode 1098 pada hari Senin (19/02) dengan mengangkat
tema “Manajemen Refugia Untuk Mengendalikan Hama Tanaman”.
Dirjen Tanaman Pangan Dr. Ir. Suwandi, M.Si menyampaikan, hama penyakit
merupakan salah satu masalah yang sering sekali menjadi kendala petani.
Pengendali hama tanaman adalah berbagai metode atau agen yang digunakan untuk
mengelola dan mengendalikan populasi hama yang mengancam tanaman pertanian,
termasuk berbagai pendekatan, mulai dari pengendalian biologis dan mekanis
hingga penggunaan pestisida kimia. Refugia merupakan contoh mikroekosistem
dalam pengendalian hama secara alami atau biologis, yang bisa dimanfaatkan
untuk menjaga ekologi dan rantai makanan. contoh-contoh tanaman yang biasa
dimanfaatkan sebagai refugia sangat beragam mulai dari tanaman hias hingga
sayur mayur. Refugia dalam pengendalian hama tanaman merujuk pada strategi di
mana sebagian kecil dari populasi tanaman yang tidak diolah dengan pestisida
dipertahankan dalam lingkungan pertanian. Populasi tanaman ini bertindak
sebagai "tempat perlindungan" bagi hama, memungkinkan mereka untuk
bertahan hidup tanpa terkena pestisida.
Gatot Mudjiono Departemen HPT Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya
Malang memaparkan perkembangan penghambat hama tanaman di Indonesia mencakup
berbagai aspek, termasuk penggunaan teknologi dan inovasi dalam pengendalian
hama, penelitian varietas tanaman tahan hama, serta pendekatan pertanian
berkelanjutan.
Selama 5 dekade terakhir,
PHT telah muncul sebagai paradigma yang dominan, pengelolaan hama tanaman.
Sejauh ini ada 5 taktik pengendali hama yang dikembangkan di Indonesia seperti
pengendalian mekanis, pengendalian fisik, praktek bercocok tanam, ketahanan
tanaman inang dan pengendalian hayati. Pengendalian Hayati Konservasi (PHK)
adalah modifikasi lingkungan atau praktik yang ada untuk melindungi dan
meningkatkan musuh alami guna mengurangi dampak hama. Tujuan pengendalian hama
hayati adalah mengurangi kematian musuh alami akibat pestisida melalui
penempatan dalam ruang dan waktu yang lebih baik, mengurangi tingkat penggunaan
atau penggunaan senyawa berspektrum lebih sempit atau manipulasi habitat untuk
meningkatkan kualitas hidup. kebugaran dan efektivitas musuh alami. Manipulasi
habitat melibatkan peningkatan keanekaragaman spesies dan kompleksitas
struktural agroekosistem. Tujuannya untuk menyediakan sumber daya bagi musuh
alami nektar, serbuk sari, perlindungan fisik mangsa alternative, inang
alternatif dan tempat untuk lekking.
Rekayasa ekologi adalah
aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar dan tidak sama dengan rekayasa
ekosistem yang baru-baru ini dikembangkan. Hal ini mengacu pada cara spesies
lain membentuk habitat melalui biologi intrinsiknya, bukan melalui rancangan
yang disengaja. Ciri-ciri bentuk rekayasaadalah penggunaan pendekatan
kuantitatif dan teori ekologi serta pandangan manusia sbg bagian dari alam.
Pengendalian Hama Tanaman dengan rekayasa ekologi konteksnya lebih luas dari
jasa ekosistem yang disediakan oleh keanekaragaman hayati lahan pertanian
termasuk fiksasi nitrogen dan konservasi spesies penyerbuk dan satwa liar.
Manipulasi habitat kontemporer bermula dari praktik yang mendorong predator
generalis dalam sistem pertanian selama berabad-abad. Penggunaan tempat
berlindung dari jerami untuk menyediakan tempat berlindung sementara bagi
laba-laba predator dan tempat musim dingin yang digunakan oleh petani Tiongkok
selama lebih dari 2000 tahun dan masih digunakan sampai sekarang, pada dasarnya
semua pendekatan pengelolaan hama adalah bentuk rekayasa ekologi antara lain
pengolahan tanah yg mempengaruhi lingkungan fisik, penggunaan pestisida yg
mempengaruhi lingkungan kimia, atau penggunaan varietas baru yang mempengaruhi
lingkungan biotik. Keanekaragaman hayati adalah seluruh spesies tanaman,
binatang dan mikroorganisme yang ada dan berinteraksi di dalamsuatu ekosistem.
Keanekaragaman hayati tinggi pada ekosistem hutaan mendukung keanekaragaman
hayati agroekosistem tradisional yang berperan menjaga keanekaragaman hayati
agroekosistem. Keanekaragaman hayati menyediakan ekosistem yang berfungsi
memasok oksigen, udara dan air bersih, penyerbukan tanaman, pengendalian OPT,
pengolahan air limbah, dan banyak layanan ekosistem yang lain serta refugia.
Peran Ekologis Keanekaragaman Hayati antara lain produksi makanan, serat,
minyak nabati dan pendapatan. perputaran nutrisi, mengontrol microclimate
lokal, mengatur proses hydrologi lokal, mengatur populasi organisme dan
detoksifikasi senyawa kimia berbahaya layanan ekosistem lain: pengendali hayati
hama dan penyakit, penyerbukan, dan dekomposisi. Menanam beranekaragam tanaman
berbunga untuk meningkatkan pengendalian hayati (rekayasa ekologi) disebut
sebagai "ekologi kotak coklat" karena tampilan bunga yang berwarna-warni.
Namun, penggunaan pendekatan ini tanpa pengetahuan tentang hama utama dan
interaksi antara tanaman, hama dan musuh alami dapat menyebabkan kegagalan.
Y. Andi Trisyono dari Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas
Pertanian Universitas Gadjah Mada menyampaikan penerapan pengendalian hama
tanaman melibatkan serangkaian langkah yang direncanakan dan dilaksanakan untuk
mengelola populasi hama yang mengancam tanaman pertanian. Komponen dan prinsip
pengendalian hama tanaman mengacu pada elemen-elemen dasar dan prinsip-prinsip
yang membentuk pendekatan holistik dalam mengelola populasi hama yang mengancam
tanaman pertanian. Fungsi refugia dalam pengendalian hama tanaman adalah
memberikan tempat perlindungan bagi musuh alami hama dan tanaman yang tahan
terhadap hama. Memelihara musuh alami hama Refugia menyediakan habitat yang
aman bagi musuh alami hama seperti predator dan parasitoid. Populasi musuh
alami hama ini dapat berkembang biak dan bertahan hidup tanpa terkena paparan
pestisida, sehingga mereka dapat secara efektif mengendalikan populasi hama
tanaman. Mempertahankan keragaman genetik Refugia sering kali terdiri dari
varietas tanaman yang berbeda atau tanaman inang yang tidak disemprot dengan
pestisida. Hal ini membantu mempertahankan keragaman genetik dalam populasi
tanaman, yang pada gilirannya dapat meningkatkan ketahanan terhadap serangan
hama. Menjadi sumber serangga pemangsa tanaman refugia, terutama yang memiliki
bunga atau buah yang menarik bagi serangga pemangsa, dapat bertindak sebagai
sumber makanan dan tempat berlindung bagi serangga pemangsa. Hal ini dapat
meningkatkan keberadaan serangga pemangsa di area pertanian dan meningkatkan
kemampuan mereka untuk mengendalikan populasi hama tanaman. Menyediakan habitat
untuk serangga pengunjung tanaman refugia juga dapat menarik serangga
pengunjung yang membantu dalam penyerbukan tanaman. Kehadiran serangga
pengunjung ini dapat membantu dalam meningkatkan hasil pertanian. Menyediakan
tempat perlindungan untuk tanaman tahan hama tanaman refugia yang tumbuh di
sekitar tanaman utama dapat bertindak sebagai penghalang fisik atau menyediakan
lingkungan yang tidak disukai oleh hama tertentu. Ini dapat mengurangi tekanan
serangan hama terhadap tanaman utama.