Seiring dengan
dinamika pertambahan penduduk dan adanya perubahan iklim global yang kian kompleks
dan dinamis seperti el nino panjang saat ini yang mengakibatkan harga pangan
melonjak tinggi, Kementan melalui Ditjen Tanaman Pangan dan ISWI berkolaborasi
menyelenggarakan sosialisasi, pelatihan, bimtek, dan pendampingan dalam BTS
Propaktani dengan topik “Model
Kemitraan Penta Helix untuk Mewujudkan Indonesia sebagai Lumbung Pangan Dunia
Tahun 2045”.
Dalam sambutannya, Ketua Umum ISWI, Retno Sri Endah, menyebut kerjasama atau kemitraan penta helix dalam rangka mewujudkan lumbung
pangan, perlu didorong untuk segera diimplementasikan di Indonesia agar
pembangunan potensi alam Indonesia yang luar biasa segera mendapatkan perhatian
serius dari pihak terkait.
“Kemitraan penta
helix ini perlu segera diimplementasikan karena Indonesia mempunyai banyak potensi
alam terbarukan yang perlu segera dikembangkan. Model kemitraan ini merupakan
referensi untuk mengembangkan sinergi antara instansi terkait dalam upaya mencapai
tujuan pengembangan potensi SDA dan SDM unggul khususnya potensi yang terkait
di sektor pertanian di desa,” ujar Retno.
Retno menerangkan
kerjasama ini melibatkan 5 unsur subjek atau stakeholder, yakni akademisi,
pebisnis, komunitas, pemerintah dan media. Kelima unsur tersebut dikenal dengan
singkatan ABCGM.
“Kerjasama ini
berperan penting dalam mendukung tujuan inovasi bersama terutama untuk memajukan
sosial wilayah atau daerah khususnya yang terkait dengan sektor pertanian.
Tujuannya untuk menciptakan dan memastikan kualitas pelayanan serta menciptakan
pengalaman agar memberikan keuntungan pada masyarakat dan lingkungan. Selain
itu juga meningkatkan industri khususnya industri di pedesaan pada sektor pertanian
dan pariwisata,” terangnya.
Anggota Dewan Pengarah BRIN, Bambang Kesowo,
menyampaikan seiring banyaknya penduduk yang berpindah dari pedesaan ke kota,
perlu adanya pembukaan lahan atau pencetakan sawah, konversi lahan dan tata
ruang yang ditingkatkan.
“Dengan adanya teknologi dan lahan sempit, kita harus
mencari varietas padi yang makin baik. Namun bukan hanya menemukan varietas
yang baik tapi menurut saya tata kelolanya harus diperhatikan juga,” ujar
Bambang.
“Kita dorong teknologi, teknologi setepat guna apapun
kita dorong, penyuluh, petani, kita dorong UMKM. Selain itu pembenahan
ekosistem dan adanya konsolidasi usaha pertanian perlu dikembangkan,” imbuhnya.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi, mengatakan penta
helix yang terdiri dari 5 unsur (ABCGM) merupakan satu rangkaian besar yang
kuat.
“Masing-masing memiiki spesifikasi atau tugas yang berbeda
tapi isinya satu rangkaian yang saling menguatkan sehingga sinergi ini wujud
dari sistem penta helix, secara harmoni untuk melangkah ke depan,” kata
Suwandi.
“Kelimanya saling terikat saling membutuhkan dan
bersinergi. Penguatan di bidang teknologi sudah mengarah pada pertanian yang
efisien, ramah lingkungan dan juga presisi. Semuanya terukur dengan tepat dan
kalau sudah pertanian modern atau presisi semuanya ke arah otomatisasi. Ini
harus didukung media yang berperan menyampaikan hal ini,” sambungnya.
Suwandi menyebut hal ini menarik terutama bagi para
generasi millenial. “Para generasi millenial yang gamau becek-becek sudah mulai
dengan teknologi, mekanisasi dan otomatisasi. Termasuk di bidang pemasaran pertanian
peran media sangat besar karena menjembatani informasi dari satu titik ke titik
lain, ke daerah yang membutuhkan sehingga bisa bergerak bareng dari satu tempat
ke tempat lain,” jelasnya.
Lebih lanjut, Kepala Balai Besar Peramaian Organisme
Pengganggu Tumbuhan Kementan RI, Yuris Tiyanto, menyampaikan Balai Besar Peramalan
OPT memiliki tugas utama yaitu pengamatan, peramalan dan pengendalian.
“Ketiga hal itu dalam rangka pengawalan produksi dari
gangguan OPT. Pengaruhnya dalam peningkatan produksi adalah untuk menjaga
produktivitas. Di sisi lain kami punya tugas smart farming yang kami
formulasikan dalam kegiatan Disruptive Agriculture Technology (DAT).
Selain itu kita juga melakukan kemitraan dengan stakeholder terkait,”
ujar Yuris.
Yuris mengatakan pihaknya menjalin kerja sama dengan
BAIS dan PT Hudson Global Indonesia.
“Kami menjalin kerjasama dengan BAIS tentang antisipasi serangan OPT di
lapangan yang dapat mengganggu katahanan pangan dan menjalin kerjasama dengan
PT. Hudson Global Indonesia tentang pengembangan teknologi Disruptive
Agriculture Technology kedelai, pengujian ketahanan kedelai terhadap hama
dan penyakit, serta pengembangan jejaring kemitraan usaha dan pemasaran
hasil kedelai DAT,” terangnya.
Sementara itu, Ketua Umum Perhimpunan Diaspora
Indonesia, Ahli Smart Farming & Konsultasi Wirasoft Pty, Ltd, Rudolf
Wirawan, memaparkan penggunaan teknologi Internet of Things, Hyperledger
Fabric Private Blockchain, dan teknologi AI, NLP dan DL.
“Dengan adanya teknologi AI ini akan memudahkan kita
walaupun pembuatan AI itu sangat kompleks. Konsepnya sama seperti ChatGPT. Di AI
kita tidak memerdulikan algoritmanya. Machine learning itu akan
menghapalkan rumusnya,” jelas Rudolf.
“Kehebatan ini tidak lepas dari data. Kalau kita
labelnya salah maka datanya tidak beres. Jadi data ketika diberi pengertian
maka informasinya lengkap dan menjadi jelas. Untuk itu agar data tidak
dimanipulasi, maka kita perlu blockchain untuk pembukuan atau buku besar
yang tersebar dan tidak bisa dimanipulasi,” imbuhnya.
Konjen RI (India), Ahli di Bid.Hub Internasional,
Diplomasi Ekonomi, Urusan Pemerintahan, Strategi Manajemen Inovatif, Agus
Prihatin Saptono, menyampaikan penta helix sangat diperlukan untuk mendorong
agar produk sektor pangan Indonesia Go Global dan perlunya persiapan para
petani di dalam negeri agar menghasilkan produk tanaman pangan yang berkualitas
dan berdaya saing tinggi.
“Jadi untuk bisa memasuki pasar lobal mereka harus benar-benar
serius untuk memerhatikan kualitas sehingga mempunyai daya saing yang tinggi. Untuk
itu, sangat diperlukan dukungan atau kolaborasi penta helix agar produk tanaman
pangan dapat Go Global,” ujar Agus.
“Perwakilan RI di luar negeri (KBRI, KJRI, Konsulat
dan ITPC Chennai) dimanfaatkan dalam rangka membantu mendorong produk tanaman
pangan Go Global,” terangnya.