Dirjen Tanaman
Pangan Dr. Ir. Suwandi, M.Si menyampaikan dalam benih memiliki beberapa sistem
perbenihan dan dalam sistem tersebut terdapat sub sistem yang saling berkaitan
satu sama lain, yaitu sub sistem hulu / sub sistem produksi benih, sub sistem
distribusi/peredaran benih, dan sub sistem pemanfaatan benih oleh petani.
Ketiga sub sistem ini terkait dan terintegrasi menjadi satu kesatuan yang baik.
Dalam sistem perbenihan harus menjamin standar-standar yang ditentukan,
berkelanjutan sehingga dikenal sebagai penjaminan mutu yaitu proses penetapan
pemenuhan standar mutu secara konsisten dan berkelanjutan. Seiring perkembangan
teknologi, petani mulai menggunakan benih yang telah memiliki barcode dan
kemudian petani pengguna benih dapat mengetahui kondisi benih yang akan
digunakan dari handphone. Informasi yang termuat dalam barcode meliputi
produsen, kadaluarsa hingga varietas. Hal ini dapat menguntungkan dan memudahkan
kedua belah pihak. Diharapkan kedepannya sistem jaminan mutu dapat terkelola
dengan baik dan terintegrasi ke semua stack holder.
Badan
standarisasi nasional Puri Wulandari Rahayu, S.Si menjelaskan terkait system
manajemen integrasi yang bertujuan untuk memastikan sistem yang dijalankan oleh
Lembaga dapat berpengaruh terhadap proses bisnis. Standarisasi dan penilaian kesesuaian
internasional dirancang oleh ISO sedangkan untuk di Indonesia melalui BSN
(Badan Standar Nasional). BSN merupakan wakil Indonesia untuk kancah internasional
serta wakil Indonesia dalam perjanjian saling keberterimaan penilaian kesesuaian
(MRA ILAC-APAC dan MLA IAF-APAC) melalui KAN (Komite Akreditasi Nasional).
Ibu Puri juga menjelaskan terkait
ISO versi terbaru yang memiliki format High Level Structure (HLS)
atau Anex SL untuk memberikan kerangka kerja yang bersifat universal
sehingga organisasi dapat menintegrasikan, mengelola dan mengimplementasikan Multi
Management System yang berarti bukan hanya menggunakan satu standar dengan lebih
efisien dan efektif.
Sistem manajemen terintegrasi adalah
sebuah sistem yang mengelola berbagai aspek kinerja organisasi untuk kebutuhan pemenuha
persyaratan lebih dari satu standar manajemen pada tingkat integrasi tertentu. Berbagai
aspek dari organisasi disatukan kemudian dipenuhi untuk memenuhi persyaratan dari
standar, apabila terdapat lebih dari satu standar yang akan diintegrasikan maka
dapat digabungkan.
Alur pengintergasian persyaratan sistem
manajemen (lebih dari satu) organisasi. Pertama, organisasi perlu melakukan penyiapan
berbagai aspek seperti identifikasi lingkup, perencanan standar apa yang akan dilakukan,
sistem manajemen seperti apa yang diharapkan. Kedua, menghubungkan antara sistem
manajemen yang sudah ada dengan persyaratan sistem manajemen mutu yang ada di
standar. Ketiga, analisis gap. Terakhir, dilakukan integrasi.
Manfaat adanya sistem manajemen terintegrasi
yaitu untuk meningkatkan fokus organisasi, karena sistem manajemen akan berjalan
beriringan, kemudian menghindari konflik dalam penerapan sistem manajemen khususnya
dalam hal dokumentasi hal ini untuk menghindari tumpang tindih, memaksimalkan sumber
daya, serta meningkatkan efektivitas dan efisiensi waktu. Dari adanya pemenuhan
akreditasi ini, suatu organisasi dapat membangun kepercayaan skala global.
Balai Karantina Hewan, Ikan dan
Tumbuhan Lampung Rista Marliza, SP menjelaskan terkait labolatorium badan
karantina lampung yang sudah terintegrasi serta aplikasinya. Pada tahun 2019
labolatorium badan karantina lampung sudah menggabungkan beberapa sistem yang
sudah diimplementasikan yaitu SNI ISO 9001:2015 ; SNI ISO:IEC 17025:2017 ; SNI
ISO 37001:2016 serta UU 25 Tahun 2019. Ibu Rista menjelaskan terdapat keuntungan
untuk organisasi dalam terintergasinya sistem seperti yang sudah dijelaskan
oleh Ibu Puri.
Ibu Rista menjelaskan bahwa labolatorium
harus siap melakukan pengujian dari berbagai organisme pengganggu tumbuhan karantina
untuk impor serta memenuhi persyaratan negara tujuan untuk tumbuhan karantina ekspor.
Ruang lingkup labolatorium badan karantina lampung terkait lab karantina tumbuhan
diantaranya entomologi, mikologi, nematology, gulma, bioteknologi dan virologi.
Terkait alur pengujian sampel,
pertama pengajuan permohonan pemeriksaan laboratorium kepada kepala balai,
kemudian diterima oleh penerima sampel, kemudian sampel didistribusikan ke
masing-masing laboratorium. Untuk pengujian target pest dikategorikan menjadi dua
bagian, terkait media pembawa ekspor dan media pembawa impor. Untuk media
pembawa ekspor harus berdasarkan impor permintaan dan jika tidak ada persyaratan
khusus maka target merupakan serangga hidup. Dan, untuk media pembawa impor sudah
termuat dalam Permentan No. 25 Tahun 2020 tentang Jenis Organisme Penganggu Tumbuhan
Karantina.
UPT Pengawasan dan Sertifikasi Benih
Perkebunan Provinsi Jawa Timur Corry Wastu Lingga Putra, SP menjelaskan terkait
implementasi integrasi ISO 9001:2015 dan SNI 17025:2017. Pak Corry menjelaskan bahwa
tujuan ISO 9001:2015 bertujuan pada penerapan Sistem Manajemen Mutu dalam layanan
pengawasan dan pengujian mutu benih tanaman perkebunan kepada produsen benih menjadi
selaras dengan pengelolaan laboratorium pengujian mutu benih sesuai standar SNI
17025:2017.
Tantangan implementasi sistem manajemen
mutu adalah yang pertama terkait sumber daya, upaya yang dilakukan oleh UPT
Pengawasan dan Sertifikasi Benih Perkebunan Provinsi Jawa Timur adalah meningkatkan
kopetensi secara menyeluruh, mulai dari bagian administrasi hingga bagian lapangan
maupun laboratorium. Tantangan kedua, terkait operasional dan sarana prasarana.
Ketiga, kebijakan dari pimpinan dalam mendukung sistem manajemen terintegrasi sehingga
dapat mengimplementasikan secara positif sistem manajemen terpadu. Terakhir,
konsistensi baik konsistensi Kerjasama tim dalam sistem manajemen mutu serta menumbuh
kembangkan kemauan dan kemampuan untuk meningkatkan layanan.